Kabut Asap Tebal Selimuti Lahore, Udara Berbahaya

News24 Dilihat

Kabut Asap Tebal Selimuti Lahore, Udara Masuk Kategori Berbahaya

Lahore  kota terbesar kedua di Pakistan kembali diselimuti kabut asap tebal yang menyebabkan kualitas udara turun drastis hingga masuk kategori “berbahaya”. Berdasarkan laporan dari CNBC Indonesia, indeks kualitas udara (AQI) di wilayah tersebut melonjak di atas angka 400, jauh di atas ambang batas aman yang direkomendasikan oleh WHO.

Kualitas Udara di Titik Terburuk

Menurut data pemantauan udara setempat, beberapa distrik di Lahore menunjukkan tingkat partikulat halus (PM2.5) yang sangat tinggi. Warga bahkan melaporkan jarak pandang menurun drastis hingga di bawah 50 meter pada pagi hari.

Pemerintah Provinsi Punjab menetapkan status darurat udara, menutup sekolah dan membatasi aktivitas industri untuk sementara waktu.
Pejabat kesehatan memperingatkan bahwa paparan jangka pendek terhadap polusi udara ekstrem ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, hingga memperburuk kondisi kronis seperti asma dan penyakit jantung.

“Kualitas udara Lahore kini termasuk salah satu yang terburuk di dunia,” kata pejabat lingkungan Pakistan, dikutip dari Dawn News.

Penyebab Utama Kabut Asap

Ahli lingkungan menyebutkan bahwa kabut asap di Lahore merupakan kombinasi dari berbagai faktor:

  • Pembakaran limbah pertanian dan sampah rumah tangga di sekitar wilayah Punjab.

  • Emisi kendaraan bermotor yang tinggi.

  • Aktivitas industri yang tidak ramah lingkungan.

  • Kondisi cuaca yang lembap dan minim angin, memperparah penumpukan polutan di udara.

Selain itu, meningkatnya suhu global akibat perubahan iklim turut memperparah durasi dan intensitas kabut asap di Asia Selatan. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Pakistan, tapi juga di India, Bangladesh, dan Myanmar.

Dampak pada Kesehatan dan Aktivitas Warga

Ratusan warga Lahore dilaporkan mengalami sesak napas dan iritasi tenggorokan akibat paparan udara kotor. Rumah sakit setempat penuh dengan pasien yang membutuhkan perawatan pernapasan tambahan.
Pemerintah juga mengimbau warga untuk menggunakan masker N95, membatasi kegiatan di luar ruangan, serta menyalakan alat penyaring udara di rumah.

Sejumlah penerbangan domestik dan internasional terpaksa ditunda karena jarak pandang sangat rendah. Aktivitas ekonomi pun melambat — terutama di sektor transportasi dan perdagangan harian.

Krisis Udara di Asia: Masalah Bersama

Fenomena kabut asap di Lahore mencerminkan masalah yang lebih luas: polusi udara lintas batas di kawasan Asia Selatan.
Negara-negara seperti India, Nepal, dan Bangladesh menghadapi situasi serupa setiap tahun, terutama saat musim panen di mana pembakaran sisa lahan menjadi praktik umum.

Laporan World Air Quality Index bahkan menempatkan beberapa kota di Asia Selatan dalam daftar 10 kota paling tercemar di dunia, dengan Lahore dan New Delhi hampir selalu berada di peringkat teratas.

Untuk pembaca yang ingin mengetahui cara pemerintah menangani isu polusi di Asia Tenggara, baca juga:
👉 Strategi Regional Atasi Polusi Udara Lintas Batas (Internal link)

Langkah Penanganan dan Upaya Jangka Panjang

Pemerintah Pakistan tengah menyiapkan sejumlah kebijakan mitigasi, di antaranya:

  • Melarang pembakaran terbuka di lahan pertanian.

  • Menggalakkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.

  • Memperluas penghijauan di wilayah urban untuk menyerap polutan.

  • Mengembangkan sistem pemantauan udara berbasis digital.

Sementara itu, aktivis lingkungan menilai penanganan kabut asap membutuhkan kolaborasi lintas negara. Sebab, udara tidak mengenal batas administratif polutan dari satu negara bisa berpindah dan mempengaruhi wilayah lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *