BI Tahan Suku Bunga di 4,75% pada Oktober 2025, Begini Alasannya

Market44 Dilihat

Dalam pertemuan kebijakan moneter pada bulan Oktober 2025, Bank Indonesia memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) di level 4,75%. Bloomberg+1
Keputusan ini terjadi di tengah ekspektasi banyak ekonom yang memprediksi BI akan memotong bunga menjadi 4,50%. IDN Financials+1
Dengan demikian, BI memilih menunggu dan mengamati dampak kebijakan sebelumnya daripada melanjutkan pelonggaran lebih jauh saat ini.

Alasan-Utama Kebijakan

  1. Inflasi yang terkendali
    Inflasi Indonesia masih berada dalam kisaran target BI, sehingga ruang kebijakan untuk pelonggaran masih terbuka tanpa risiko inflasi lepas kendali. EBC Financial Group+1

  2. Pertumbuhan ekonomi yang stabil namun berhati-hati
    Meskipun ekonomi menunjukkan tanda-baik, BI memandang bahwa pertumbuhan domestik belum melonjak secara signifikan sehingga perlunya menunggu efek dari pemangkasan sebelumnya agar penyaluran kredit dan aktivitas ekonomi dapat merespons. EBC Financial Group+1

  3. Stabilitas nilai tukar rupiah dan pasar keuangan
    BI mencermati bahwa meski pelonggaran bisa membantu, keputusan menahan suku bunga diambil agar nilai tukar rupiah dan stabilitas keuangan tidak terganggu oleh ekspektasi pasar yang terlalu agresif. Bloomberg+1

  4. Efektivitas transmisi kebijakan
    BI telah melakukan beberapa kali pemangkasan suku bunga hingga 4,75% dan kini memilih untuk memberi waktu agar efek penurunan bunga tersebut tersalur ke kredit dan investasi sebelum memutuskan langkah lanjutan. Sebuah analisis menyebut bahwa level 4,75% bisa menjadi “lantai (floor)” sementara bagi kebijakan moneter. EBC Financial Group

Implikasi bagi Ekonomi dan Pasar

  • Dengan menahan suku bunga, kredit perbankan diharapkan mulai merespons penurunan bunga yang sudah dilakukan, memperkuat kondisi untuk konsumsi dan investasi.

  • Stabilitas rupiah dan arus modal asing menjadi lebih terkendali; jika BI terlalu cepat memangkas, risiko keluarnya modal meningkat.

  • Pelaku pasar menyesuaikan ekspektasi bahwa potensi pemangkasan selanjutnya mungkin tertunda—ini bisa mempengaruhi yield obligasi dan suku bunga kredit jangka-panjang.

  • Bank komersial akan memantau apakah penurunan suku bunga akan diikuti oleh penurunan suku bunga kredit dan deposito di masyarakat.

Catatan untuk Ke Depan

BI menyatakan akan terus memonitor tiga variabel kunci: inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nilai tukar. Jika kondisi menunjukkan pelemahan lebih lanjut, maka ruang untuk pemangkasan tambahan masih ada. Namun, bila ada gejolak nilai tukar atau inflasi naik, maka suku bunga bisa ditekan tetap atau bahkan dinaikkan. Analisis juga menyebut bahwa jika koreksi kurs rupiah atau inflasi tiba-tiba muncul, BI bisa menahan kebijakan pelonggaran. EBC Financial Group+1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *