RADARUTAMA.ORG – Kasus pembunuhan sadis terhadap Dina Oktaviani (21), seorang pegawai minimarket, mengundang reaksi publik yang luas. Di balik tragedi itu terungkap bahwa korban pernah menjadikan atasannya sebagai tempat curhat atas masalah asmara, bahkan disarankan untuk menemui “orang pintar” oleh pelaku sebelum nyawanya dihabisi. Modus ini semakin menyulut spekulasi dan kemarahan tentang pengkhianatan kepercayaan dalam hubungan kerja.
Berikut fakta dan kronologi berdasarkan hasil penyelidikan dan pengakuan pelaku:
Kronologi & Fakta Kasus
-
Penemuan dan Penetapan Kasus
-
Jasad Dina ditemukan mengambang di Sungai Citarum, Karawang, pada Selasa (7 Oktober 2025). Liputan6+2ftnews.co.id+2
-
Atas nama penyelidikan, polisi menetapkan Heryanto (27)—atasan dan rekan kerja Dina—sebagai tersangka utama. ftnews.co.id+2ftnews.co.id+2
-
-
Modus & Pengkhianatan Kepercayaan
-
Beberapa hari sebelum kematiannya, Dina menghadapi tekanan emosional akibat patah hati. Ia sering mencurahkan perasaan kepada Heryanto, menceritakan kegelisahan dan masalah asmara. suara.com
-
Pelaku memposisikan diri sebagai teman dan pemberi saran, sehingga membangun kedekatan emosional dan kepercayaan dengan korban. suara.com+1
-
Dalam pengakuannya, Heryanto menyebut bahwa ia mengenalkan Dina kepada “orang pintar” yang diklaim bisa membantu melupakan mantan kekasihnya. Namun, belakangnya motif itu digunakan untuk menjebak korban ke dalam situasi fatal. suara.com
-
-
Usaha Mengeksekusi Korban
-
Alih-alih benar-benar membantu secara spiritual, pertemuan itu menjadi panggung eksekusi keji. Heryanto melakukan pembunuhan, penyekapan, dan aksi asusila sebelum membuang tubuh korban ke sungai. suara.com+4ftnews.co.id+4ftnews.co.id+4
-
Pelaku kemudian mengambil sejumlah barang berharga milik Dina — seperti perhiasan, HP, bahkan sepeda motor — sebagian dijual dalam rangka memperoleh manfaat materiil. ftnews.co.id+2Liputan6+2
-
-
Penyelidikan & Tindakan Hukum
-
Heryanto telah ditangkap dan dihadapkan pada tuduhan pembunuhan berencana, pencurian, dan pemerkosaan. ftnews.co.id+2Liputan6+2
-
Polisi masih mengusut lebih lanjut peran “orang pintar” dan apakah ada jaringan behind-the-scenes yang membantu pelaku. Beberapa publik dan media menyoroti bahwa dugaan penggunaan “dukun” sebagai modus bukanlah hal baru dalam kasus-kasus kejahatan psikologis.
-
Analisis & Catatan Penting
-
Pengkhianatan relasional dalam konteks kerja: Kasus ini sangat menyedihkan karena memanfaatkan kepercayaan bawahan terhadap atasan. Saat korban mencari bantuan emosional, ia justru ditipu dan dirugikan secara fatal.
-
Modus “dukun / orang pintar” sebagai jebakan kriminal: Ada banyak laporan bahwa pelaku mengatasnamakan “pengobatan spiritual” atau “ramalan cinta” dalam kasus kriminal (untuk mempengaruhi korban emosional). Dalam kasus Dina, unsur ini jelas disinggung dalam pengakuan tersangka. suara.com
-
Perlunya proteksi terhadap pekerja wanita: Hubungan kerja yang mempunyai hierarki emosional rentan disalahgunakan, terutama ketika buruh atau karyawan menghadapi tekanan psikologis atau konflik pribadi.
-
Pengusutan unsur pihak ketiga: Sangat penting untuk menyelidiki apakah ada pihak-pihak lain — terutama “orang pintar” — yang membantu pelaku dalam perencanaan dan pelaksanaan tindak kejahatan.