Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa dana pemerintah senilai Rp 200 triliun yang disalurkan ke bank‑Himbara tidak boleh digunakan untuk membeli dolar Amerika Serikat (AS). Imbauan ini disampaikannya dalam forum Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Kamis (9 Oktober 2025). jektvnews.disway.id+3detikfinance+3jambiindependent.disway.id+3
Latar Belakang
Purbaya menyoroti bahwa dana tersebut — yang ditempatkan di lima bank milik negara — seharusnya diarahkan ke sektor produktif, seperti penyaluran kredit kepada masyarakat atau pengembangan ekonomi domestik, bukan untuk transaksi valuta asing spekulatif. jambiindependent.disway.id+1
Dalam keterangannya, ia menyatakan:
“Yang saya jaga adalah jangan sampai uangnya … dipakai untuk membeli dolar.” jektvnews.disway.id
Dan ia menambahkan bahwa pihaknya akan menindak tegas bila terdapat bank yang menggunakan dana tersebut untuk menumpuk dolar. detikfinance
Alasan Kebijakan
Beberapa alasan yang dikemukakan Purbaya adalah:
-
Pembelian dolar dalam jumlah besar oleh bank atau lembaga dapat memicu tekanan pada nilai tukar rupiah karena permintaan valas meningkat. jektvnews.disway.id+1
-
Dana pemerintah harus diprioritaskan untuk perputaran ekonomi dalam negeri, bukan instrumen keuangan spekulatif. jambiindependent.disway.id+1
-
Dengan arah yang jelas, diharapkan stabilitas nilai tukar dan kepercayaan pasar terhadap rupiah serta kebijakan fiskal meningkat. detikfinance
Dampak bagi Bank dan Publik
-
Bank Himbara (BUMN): Bank‑bank seperti Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, dan lainnya diminta menggunakan dana untuk kredit produktif, bukan pembelian dolar. detikfinance
-
Publik dan investor: Pesan ini juga bisa ditanggapi oleh masyarakat yang menyimpan dolar — imbauannya secara implisit: “Hindari menumpuk dolar sebagai safe haven”. Walau tidak secara langsung mengatakan ‘jual semua dolar’, konteksnya menunjukkan ke arah penggunaan dana untuk aktivitas ekonomi nyata.
-
Nilai tukar rupiah: Purbaya optimis rupiah akan segera menguat setelah kebijakan ini dan langkah lainnya mulai berjalan. RCTI++1
Catatan dan Pengamatan
Walaupun imbauan ini jelas tertuju ke bank, bukan langsung ke nasabah individual, penting bagi masyarakat umum untuk memahami risiko menumpuk dolar sebagai aset tanpa tujuan produktif. Beberapa pengamat juga mencatat bahwa masih ada tantangan dalam implementasi:
-
Data menunjukkan rupiah masih melemah ke sekitar Rp 16.440 per dolar AS pada 16 September 2025, yang menunjukkan sentimen pasar masih tertekan. Bisnis Market
-
Langkah pengawasan dan sanksi oleh pemerintah terhadap bank yang menyalahgunakan dana masih harus dipantau agar pesan kebijakan tidak hanya retorika.
-
Bagi individu yang mempunyai simpanan besar dalam dolar, imbauan ini bisa dianggap sebagai sinyal untuk mengevaluasi alokasi aset, terutama bila dolar hanya dipandang sebagai “pelindung nilai” tanpa strategi.
Kesimpulan
Imbauan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bahwa dana besar pemerintah tidak digunakan untuk membeli dolar AS menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah ingin alih fokus dana ke sektor produktif dan menjaga stabilitas rupiah. Meski tidak secara eksplisit meminta masyarakat umum untuk menjual dolar, pesan ini memberikan petunjuk bahwa pendekatan keuangan yang terlalu mengandalkan valas bisa memiliki risiko, terutama di tengah kebijakan fiskal dan moneter yang sedang bergerak aktif.
Bagi individu dan institusi yang memiliki simpanan dolar, sekarang mungkin saat yang baik untuk mengevaluasi kembali strategi keuangan — apakah tetap relevan menyimpan dolar atau lebih baik diarahkan ke investasi produktif yang mendukung ekonomi domestik.
