Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan kepada publik bahwa proyek kereta cepat Jakarta‑Bandung, yang dikenal sebagai KCJB – Whoosh, tidak akan menjadi beban finansial bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Whoosh tidak masalah, saya yang akan tanggung jawab,” ujar Prabowo dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip oleh media nasional baru‑baru ini.
Latar Belakang Proyek Whoosh
Proyek KCJB – Whoosh merupakan salah satu infrastruktur transportasi strategis nasional yang melibatkan kerja sama Indonesia dan Tiongkok. Proyek tersebut sempat menuai sorotan sebab besarnya pembiayaan, kebutuhan pembebasan lahan, serta dugaan pembengkakan biaya yang akhirnya menjadi beban jangka panjang negara. metropolitan.id+1
Sejumlah pihak menuntut pertanggungjawaban, termasuk pemangku kebijakan dan badan pengawas. Namun, pemerintah melalui Prabowo mengambil sikap tegas untuk memastikan bahwa proyek tetap berjalan dan tidak membebani publik.
Pernyataan Prabowo & Klarifikasi Pemerintah
Dalam sesi rapat terbatas, Prabowo meminta agar seluruh mekanisme pembayaran dan pembiayaan proyek Whoosh dilakukan dengan prinsip akuntabel dan tidak menggunakan APBN sebagai penampung utama. “Struktur pembiayaan harus jelas. Tidak akan membebani rakyat,” tegasnya.
Menteri Sekretaris Negara kemudian menegaskan bahwa pembayaran utang proyek tidak menggunakan dana APBN secara langsung. Republika Online+1 Hal ini sejalan dengan tampilan pemerintah yang ingin mengambil tanggung jawab atas proyek, namun tetap menuntut skema yang mandiri dan berkelanjutan.
Apa Artinya Bagi Publik?
-
Jaminan Kepastian Fiskal – Dengan sikap Prabowo yang menyatakan tanggung jawab, publik mendapat sinyal bahwa proyek ini akan dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat agar tidak merembet menjadi beban negara.
-
Dukungan Infrastruktur – Proyek Whoosh hadir sebagai jawaban atas kebutuhan mobilitas Jakarta‑Bandung. Perbaikan konektivitas diharapkan menimbulkan multiplier effect bagi ekonomi di wilayah tersebut.
-
Transparansi & Akuntabilitas – Pernyataan ini memunculkan harapan agar proyek dilaksanakan dengan proses yang terbuka, termasuk pengelolaan utang, pembiayaan dan risiko keuangan.
Tantangan yang Masih Ada
Walaupun Prabowo mengaku bertanggung jawab, sejumlah pengamat tetap menyuarakan keprihatinan:
-
Beban jangka panjang proyek disebut bisa mencapai ratusan triliun rupiah, terutama bila ada pembengkakan biaya dan cicilan yang menumpuk. Suarajabar.id+1
-
Perlu skema restrukturisasi utang yang melibatkan lebih dari satu pihak — pemerintah, swasta, dan mitra luar negeri — agar proyek tidak menjadi beban keuangan tersembunyi.
-
Transparansi dalam pengelolaan perlu ditingkatkan agar publik bisa memantau sejauh mana tanggung jawab dijalankan dan hasil proyek bisa maksimal.
Kenapa Pernyataan Ini Penting?
Sebagai Presiden, Prabowo mengambil posisi proaktif dan publik terhadap salah satu proyek terbesar negara. Dengan berkata “Saya tanggung jawab”, ia memberi sinyal bahwa kepemimpinan nasional tidak akan lepas tangan terhadap risiko keuangan nasional. Ini juga menandakan bahwa infrastruktur strategis bakal dikelola dengan orientasi yang lebih hati‑hati ke depan.
Kesimpulan
Pernyataan “Whoosh tidak masalah” yang dilontarkan Prabowo bukan sekadar retorika — melainkan bagian dari strategi komunikasi publik dan pengelolaan proyek infrastruktur besar. Bagi masyarakat, ini adalah langkah yang memberikan harapan dalam pengelolaan keuangan negara yang lebih sehat dan proyek yang benar‑benar berdampak. Sebagai proyek strategis, Whoosh kini menjadi sorotan tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga akuntabilitas dan tanggung jawab pemerintah.
