Dalam ajang Bloomberg New Economy Forum yang digelar di Singapura (19–21 November 2025), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat julukan “politikus jalanan” dari Pemimpin Redaksi Bloomberg, John Micklethwait. Julukan ini diartikan sebagai pujian atas gaya kepemimpinan Jokowi yang sangat merakyat dan dekat dengan masyarakat.
1. Sumber Julukan “Politikus Jalanan”
-
John Micklethwait menyatakan bahwa Jokowi adalah “politikus jalanan” yang luwes, ramah, dan senang “turun langsung” ke lapangan. Ipol.id+1
-
Menurut Micklethwait, karakter jalanan ini membuat Jokowi layak disejajarkan dengan tokoh-tokoh politik besar dunia seperti Bill Clinton dan Jacques Chirac. Kilat Berita+2Ipol.id+2
-
Alasan untuk perbandingan ini: Jokowi “sangat mudah berinteraksi dengan masyarakat” di berbagai tempat publik, seperti pasar, pusat perbelanjaan, hingga pabrik. Signal24 – Cepat Tanggap dan Terpercaya+1
2. Konteks Acara
-
Forum tersebut adalah Bloomberg New Economy Forum 2025, di mana Jokowi hadir sebagai anggota Dewan Penasihat Bloomberg New Economy. Republika Online+2https://rm.id/+2
-
Dia dijadwalkan menyampaikan pidato pada Jumat, 21 November 2025. Detik+1
-
Dalam forum itu juga dihadiri banyak tokoh global. Jokowi bahkan duduk bersebelahan dengan pendiri Bloomberg, Michael R. Bloomberg, di gala dinner. Detik
3. Makna dari Julukan Itu
-
“Politikus jalanan” mengindikasikan bahwa Jokowi bukan tipe elit politik tertutup, melainkan pemimpin yang terus terhubung dengan akar rakyat. Ipol.id+1
-
Julukan ini juga mencerminkan daya tarik Jokowi yang “down-to-earth”: kemampuannya menjangkau warga biasa, berkunjung ke tempat-tempat yang tidak glamor, dan menyapa langsung masyarakat. Signal24 – Cepat Tanggap dan Terpercaya
-
Dengan menyamakan Jokowi dengan Bill Clinton (mantan Presiden AS), Micklethwait menegaskan bahwa gaya rakyatnya adalah kualitas kepemimpinan kelas dunia, bukan sekadar trik lokal.
4. Reaksi Publik dan Implikasi Politik
-
Julukan tersebut dipandang sebagai pengakuan internasional terhadap “darah akar rumput” dalam gaya kepemimpinan Jokowi. Ini bisa memperkuat citra Jokowi sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, terutama di mata khalayak internasional.
-
Di sisi lain, narasi “politikus jalanan” juga bisa dipakai sebagai senjata politik domestik: para pesaing atau pengkritik bisa mempertanyakan apakah kedekatan dengan rakyat itu cukup untuk menangani isu struktural besar seperti ekonomi, korupsi, atau reformasi kelembagaan.
-
Kehadiran Jokowi di dewan penasihat Bloomberg juga punya arti strategis: dia bisa menggunakan platform global untuk menyuarakan gagasan “intelijen ekonomi” dan ide-ide ekonomi baru bagi negara berkembang. Detik
5. Latar Belakang Gaya Kepemimpinan Jokowi
-
Gaya “blusukan” Jokowi — yaitu turun langsung ke pasar, kampung, dan kawasan publik — sudah dikenal lama dan menjadi salah satu ciri khas politiknya. PKB
-
Pendekatan tersebut membuatnya populer di kalangan warga biasa dan juga dipandang sebagai simbol pemimpin “dari rakyat, untuk rakyat”.
Kesimpulan
Julukan “politikus jalanan” dari Bloomberg adalah pengakuan atas karakter merakyat Jokowi yang dinilai mampu menjalin hubungan langsung dengan rakyat di berbagai lapisan. Dengan menyamakan Jokowi dengan tokoh dunia seperti Bill Clinton, Bloomberg (melalui Micklethwait) memberi sinyal bahwa gaya kepemimpinan Jokowi punya bobot internasional dan “kelas global”.
Catatan dan Keterbatasan
-
Liputan media Indonesia (seperti Ipol.id) mengutip langsung pernyataan Micklethwait, tetapi saya tidak menemukan kutipan langsung dalam laporan Bloomberg News yang publik (dalam pencarian saat ini).
-
Karena ini analisis berdasarkan liputan media lokal, ada kemungkinan nuansa asli ucapan Micklethwait sedikit berkurang atau disesuaikan dalam terjemahan/peliputan ulang.
