Shiraz, Iran — Sebuah ledakan hebat melanda kilang Liquefied Petroleum Gas (LPG) di kota Shiraz, Provinsi Fars, Iran, yang mengakibatkan setidak-nya 11 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka luka serius. Peristiwa ini mengguncang industri energi kawasan dan menimbulkan sorotan pada standar keselamatan fasilitas gas di Iran. cnbcindonesia.com
Kejadian berlangsung pada Jumat malam waktu setempat, saat giliran kerja malam sedang berlangsung di kilang milik perusahaan lokal yang menyediakan LPG untuk penggunaan domestik dan industri. Saksi melaporkan terjadi tiga ledakan berturut-turut sebelum api membesar dan menghanguskan beberapa bagian instalasi. Petugas pemadam kebakaran kemudian dikerahkan secara masif, namun akses ke lokasi terdampak terbatas oleh kondisi berbahaya dan tumpahan gas yang berpotensi meledak kembali.
Pihak medis setempat menyebut bahwa sebagian korban tewas mengalami luka bakar parah dan gangguan pernapasan akibat inhalasi gas beracun. Pemerintah setempat mengumumkan bahwa operasional kilang akan dihentikan sementara dan area terdampak didata untuk evakuasi warga.
Meskipun penyebab utama masih dalam penyelidikan, media lokal Iran menyoroti kemungkinan kelalaian operasional serta pemeliharaan yang kurang di bagian sistem skor tertekan dan venting gas. Seorang pejabat di Provinsi Fars menyatakan bahwa kilang tersebut terakhir kali menjalani inspeksi menyeluruh lebih dari satu tahun lalu, menyebabkan munculnya pertanyaan soal compliance terhadap standar keselamatan industri.
Ahli industri energi, Dr. Nader Esa dari Universitas Shiraz, menilai bahwa “ledakan ini bisa jadi dampak dari tekanan operasional tinggi di tangki LPG dan kegagalan sistem pembuangan darurat.” Kelak, hasil penyelidikan resmi akan menentukan apakah ada unsur kelalaian atau korupsi dalam pengadaan komponen keselamatan.
Presiden Iran, melalui juru bicaranya, mengecam insiden ini sebagai “bencana nasional” dan memerintahkan kementerian terkait untuk membuka penyelidikan penuh serta memperketat regulasi industri gas. Sementara itu, regulator energi Iran menyebut bahwa seluruh kilang LPG negara akan diinspeksi ulang dalam 30 hari ke depan.
Dampak komersial pun mulai terasa: pasokan LPG ke beberapa wilayah di Provinsi Fars dan sekitarnya terhambat sementara, memicu kekhawatiran naiknya harga gas domestik dan potensi kelangkaan. Asosiasi perdagangan LPG Iran meminta publik tetap tenang dan menenangkan bahwa pasokan akan segera kembali normal.
Insiden ini kembali menegaskan bahwa fasilitas penyimpanan dan pengolahan gas seperti LPG termasuk infrastruktur yang sangat berisiko tinggi. Penerapan standar internasional seperti ISO 45001 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) dan API (American Petroleum Institute) sangat penting. Kegagalan dalam pemeliharaan sistem keselamatan, pemantauan tekanan, venting maupun sistem alarm dapat mengakibatkan konsekuensi fatal.
Bagi publik dan industri lokal, ledakan ini menjadi pengingat bahwa keselamatan industri harus menjadi prioritas, bukan sekadar pemenuhan regulasi semata. Selain itu, diperlukan transparansi dan akuntabilitas dari pemilik dan pengelola fasilitas agar kejadian serupa tidak terulang.
